Road Map

Mencari Bentuk Ideal Strategi Pengembangan Gas Domestik - Road Map




Bagi Indonesia, menjadi tantangan tersendiri untuk menghubungkan lokasi sumber gas dengan lokasi konsumen. Pemerintah melalui RIJTDGBN telah menyusun road map infrastruktur gas domestik. Jawa, Sumatera & Kalimantan akan diintegrasikan dengan Pipeline. Sulawesi, Maluku & Papua karena terpisah laut dalam tidak bisa dengan pipeline, sehingga pengembangannya harus menggunakan LNG.


Saat ini, sudah ada jaringan pipa di wilayah Jawa Barat & Jawa Timur. PR-nya adalah koneksi pipa wilayah Jawa Tengah. Pipa Gresem sepanjang 275 km sudah selesai dibangun, menghubungkan wilayah Gresik sampai Semarang. Kemudian akan dilanjutkan pembangunan pipa Cisem sepanjang 260 km menghubungkan Cirebon sampai Semarang.  Nantinya, seluruh wilayah Jawa dari bagian timur sampai ke ujung barat akan terintegrasi pipa.


Tidak berhenti sampai disitu, nantinya seluruh wilayah Sumatera juga akan terhubung pipa sampai ke Jawa. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan tambahan pipa koneksi sepanjang 5 km dari Natuna Barat sampai ke Pemping (Batam) dan pipa koneksi sepanjang 347.5 km dari Sei Mangkei (Sumatera Utara) sampai ke Dumai (Riau). Sedangkan untuk koneksi dari Kalimantan akan dihubungkan ke wilayah Jawa Tengah melalui pipa Kalija (Kalimantan-Jawa).


Integrasi pipa Jawa-Sumatera-Kalimantan akan meningkatkan reliability untuk jaminan kepastian supply gas. 


Source: Statistik Minyak & Gas Bumi Semester I 2022. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Sebab, berdasarkan data Statistik Minyak dan Gas Bumi dari ESDM tahun 2022, jika hanya mengandalkan cadangan dari wilayah Jawa, dengan asumsi tidak adanya penemuan baru, hanya menyisakan Cadangan Terbukti (P1) 4.3 TSCF. Dengan konsumsi gas domestik 3700 MMSCFD (1.4 TSCF/year) maka hanya akan mampu bertahan selama 3.2 tahun. Jika ditambah cadangan dari Sumatera, maka total Jawa & Sumatera menjadi 10.2 TSCF akan mampu bertahan selama 7.6 tahun. Jika ditambah lagi cadangan dari Kalimantan, maka total Jawa, Sumatera dan Kalimantan menjadi 13.3 TSCF akan mampu bertahan sampai 9.8 tahun. Angka ini sebenarnya masih bisa bertambah lagi jika mempertimbangkan Cadangan Mungkin (P2) dan Cadangan Harapan (P3) total cadangan menjadi 22 TSCF diharapkan mampu bertahan hingga 16 tahun.


Source: Statistik Minyak & Gas Bumi Semester I 2022. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Lantas, setelah 16 tahun cadangan habis, apa bisnis gas pipa juga ikut berakhir? Tidak. Gas pipa akan tetap terpakai, hanya saja sumber gasnya tidak lagi dari sumur melainkan berganti di-supply dari LNG.


Dengan nilai keekonomian yang berbeda tentunya karena harga LNG pastinya akan lebih mahal. Pada saatnya nanti, akan dibangun terminal-terminal storage & regasifikasi LNG di berbagai titik untuk kemudian dikoneksikan dengan pipa-pipa existing yang telah terintegrasi.


Sebelum mendatangkan LNG impor, prioritas adalah pemanfaatan LNG domestik. LNG domestik saat ini ada di Kalimantan (Bontang), Sulawesi (Donggi Senoro) dan Papua (Tangguh). Jika ditotal seluruh cadangan domestik, termasuk cadangan P1, P2, dan P3 maka didapat 54.83 TSCF diharapkan akan mampu bertahan sampai 40 tahun. 



// Tulus Setiawan, 13 Oktober 2023



No comments:

Post a Comment

Trader Gas Pipeline Supplier CNG Distributor Gas Bumi LNG Forum Energi Gas Bumi Industri (FORGI GBI)