Mencari Bentuk Ideal Strategi Pengembangan Gas Domestik - Metode Transportasi Gas
Sebagai negara kepulauan, penting untuk memahami geostrategi dalam pengembangan bisnis gas domestik. Tujuannya adalah untuk menemukan skenario terbaik dalam menyalurkan gas dari lokasi sumber gas sampai ke lokasi konsumen.
Setidaknya ada 3 metode penyaluran gas yang saat ini paling banyak digunakan, yaitu Gas Pipa, CNG dan LNG. Paling murah gas pipa, karena prosesnya sederhana, cukup mengolah gas sampai memenuhi spesifikasi komposisi gas tertentu kemudian dibangun pipa koneksi dari lokasi sumber gas menuju konsumen.
Berikutnya ada CNG. Metode ini lebih mahal dibanding gas pipa, karena gas harus ada treatment lanjutan, yakni gas dikompres sampai tekanan 250 barg dan pengirimannya menggunakan truk. Gas dikompres tujuannya supaya lebih padat dari sisi volume, sehingga bisa membawa sejumlah gas yang lebih banyak dalam sekali pengiriman.
Terakhir LNG, ini yang paling mahal dibanding 2 metode sebelumnya. Prosesnya lebih kompleks, karena dari sisi spesifikasi komposisi gas lebih murni, kemudian gas dicairkan dengan cara didinginkan sampai suhu -160 C. Karena bentuknya cair, volume gas yang dapat dikirimkan dalam sekali pengiriman lebih besar dibandingkan dengan CNG yang masih berfasa gas. Pengirimannya bisa pakai truk ataupun juga dengan menggunakan kapal untuk jarak pengiriman yang lebih jauh.
Bagaimana cara menentukan opsi metode pengiriman gas, apakah cukup pakai gas pipa, atau harus pakai CNG maupun LNG?
Wood, et al. (2008) telah mengilustrasikan pemilihan metode transportasi gas secara lebih sederhana, dengan mempertimbangkan jarak serta volume.
![]() |
Source: Wood & Mokhatab, 2008; Wood et al., 2008 |
LNG cocok untuk volume > 600 MMSCFD dan jarak > 1000 km. Dari parameter jarak di sini bisa disimpulkan membuat LNG plant di Jawa untuk target market di Jawa kurang pas, karena panjang pulau Jawa saja dari ujung ke ujung hanya 970 km. Mungkin ada yang punya pendapat lain?
Selanjutnya CNG, cocok untuk volume < 500 MMSCFD dan jarak < 2000 km. CNG boleh dibilang adalah metode perintis, ketika ada demand gas namun tidak tersedia infrastruktur pipa karena volume demand yang terlalu kecil tidak sebanding dengan investasi pipa yang jaraknya terlalu jauh. Karena perintis, mindset bisnis ini seharusnya sementara. Nanti pada saatnya ketika volume meningkat, meskipun jaraknya jauh bisa jadi gas pipa menjadi pilihan dengan harga yang lebih kompetitif.
Gas pipa menjadi metode yang paling banyak digunakan karena lebih fleksibel, bisa diaplikasikan untuk range yang lebih lebar, baik dari segi jarak maupun volume.
Jarak & volume, 2 faktor ini menjadi kunci. Kita harus tahu betul lokasi sumber gas dan lokasi konsumen untuk mengetahui jarak. Kita juga harus tahu betul volume cadangan gas dan volume konsumsi gas untuk menentukan sizing peralatan. Tidak bisa parsial. Beda metode, beda harga. Over design, harga bisa kemahalan.
// Tulus Setiawan, 7 Oktober 2023
No comments:
Post a Comment